Ergonomi
Pada semua rancangan kendaraan faktor efisiensi selalu menjadi pertimbangannya
utama. Maka demikian juga dengan sistem penggerak mobil berpenggerak pegas (MBP) ini. Dan karena kendaraan
ini pertama-tama digerakkan dengan tenaga manusia maka faktor kenyamanan
pengemudi sebagai sumber tenaga penggerak dijadikan sebagai acuan pertama dalam
merancang keseluruhan sistem penggerak.
Jenis kendaraan apa yang posisi mengemudinya
paling nyaman? Truk? Jelas bukan. Bus? Juga bukan. Sedan? Hampir...
sedan sport? semakin dekat... Formula 1? TEPAT!
Meskipun kita tidak perlu mengadopsinya secara sama persis, karena kita tahu posisi duduk pembalap Formula 1 lebih ditujukan untuk memusatkan titik gravitasi dan pertimbangan aerodinamika.
Meskipun kita tidak perlu mengadopsinya secara sama persis, karena kita tahu posisi duduk pembalap Formula 1 lebih ditujukan untuk memusatkan titik gravitasi dan pertimbangan aerodinamika.
Posisi kaki hampir sejajar dengan
pinggang, sehingga gravitasi kurang berpengaruh pada efisiensi gerak kaki. Anda
boleh membandingkannya dengan posisi orang dalam mengendarai sepeda atau
becak dimana kaki selalu berada dibawah pinggang, sehingga setiap kali kaki
digerakkan keatas gaya gravitasi membebani kaki sehingga dibutuhkan tenaga ekstra
untuk mengangkat berat kaki itu sendiri. Posisi duduk yang demikian juga
membuat jantung dan paru-paru bekerja lebih ringan karena hanya perlu memompa
darah dan oksigen ke otot-otot kaki yang posisinya relatif lebih sejajar dengan posisi jantung.
Berdasarkan rancangan ergonomi
posisi pengemudi ini selanjutnya kita dapat merancang sistem transfer tenaga yang
paling efisien dan mengatur tata letak subsistem penggerak lainnya.
Kapasitas beban
Diawal-awal perancangan saya mendisain agar MBP ini dapat
membawa beban yang sesuai dengan kisaran tenaga yang dapat dibangkitkan melalui
penggunaan sistem penggerak pegas berpenggerak mula tenaga kaki manusia. Yaitu
sekitar 300 sampai 500 kg.
Meskipun kapasitas tersebut dapat
ditingkatkan dengan penambahan subsistem yang lain, misalnya dengan bantuan
motor listrik yang ditenagai panel penyerap energi surya dan/atau aki. Mengenai
hal ini saya akan menuliskannya pada kesempatan lain. Bagaimanapun, pada
pembuatan prototip saya telah memperhitungkan kebutuhan ruang untuk penambahan
subsistem tersebut. Kelak anda dapat
melihat gambarnya saat saya mulai menguraikan tentang bagaimana saya membuat MBP.
Sistem penggerak utama
Ini akan agak sulit dijelaskan
jika anda tidak melihat bentuk rangkaian fisik mekanika yang sesungguhnya.
Tetapi secara sederhana dapat saya katakan begini; Sistem penggerak pada MBP mengoptimalkan gaya gerak kaki manusia dengan menyimpannya terlebih dahulu
menjadi tenaga potensial elastis didalam pegas, namun tidak seluruhnya.
Sebagian tenaga manusia tersebut juga menggerakkan kendaraan secara langsung
disaat kendaraan baru mulai bergerak.
Dengan memahami bahwa beban untuk
menggerakkan kendaraan selalu berubah-rubah sesuai dengan kondisi/kontur jalan
dan kecepatan yang diinginkan, maka diperlukan suatu komponen lain yang
membantu agar penggunaan energi yang tersimpan dalam pegas menjadi optimal.
Itulah sebabnya maka dalam sistem penggerak MBP saya tambahkan roda gaya
(flywheel). Selebihnya hanyalah subsistem untuk pengaturan pengendalian kecepatan
melalui penggunaan sistem transmisi yang sudah umum kita kenal, yaitu kopling dan girbok (gearbox) transmisi.
Mengenai aplikasi dari
konsep-konser dasar tersebut akan lebih mudah jika saya uraikan bersamaan
dengan saat saya menjelaskan tentang bagaimana MBP dibuat.